DINAS KELAUTAN & PERIKANAN
Alamat Kantor: Jl. Kalimantan
Telepon: 08124180884
Status Ancaman
Berdasarkan hasil survey Pusat Studi Terumbu Karang(PSTK) Unhas tahun 2000,
kondisi terumbu karang di Kepulauan Sembilan Teluk Bone adalah dalam
kondisi rusak sampai sedang dengan rata-rata penutupan karang hidup sebesar
30%. Disamping itu Kesemrawutan pengelolaan rumput laut di Kelurahan Pallete
meruapakan ancaman yang cukup serius di masa datang terkait buruknya
pengelolaan rumput laut jika tidak ditertibkan.
Menjamurnya usaha rumput laut di kabupaten Bone dismaping memberikan dampak
positif juga memberikan efek negative yang cukup besar dimana dapat mengurangi
keindahan wisata dikawasan Tanjung pallete.
Disisi lain, keberadaan rumput laut yang tidak teratur juga dapat menganggu
perhubungan laut, sebab nelayan dinilai juga melewati jalur tersebut yang
pastinya akan menghalangi jalur transportasi keluar masuknya kapal penangkap
ikan.
Daerah perlindungan laut
Dalam upaya mencapai pemanfaatan secara optimal dan berkelanjutan dalam
pengelolaan perikanan yang menjamin kelestarian sumber daya ikan dan lingkungan
di seluruh Indonesia, Menteri Kelautan dan Perikanan keluarkan Peraturan
Menteri nomor PER.01/MEN/2009 tentang Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik
Indonesia (WPP-RI). Peraturan ini sebagai penyempurnaan dan mengganti Keputusan
Menteri Pertanian No.996/Kpts/IK.210/9/1999 tentang Potensi Sumber Daya Ikan
dan Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan.
Upaya ini adalah merupakan langkah maju dalam menerapkan ketentuan internasional
Code of Conduct for Responsible Fisheries, atau Tatanan Pengelolaan Perikanan
yang Bertanggungjawab atau Berkelanjutan.
Untuk menyempurnakan manajemen pemanfaatan perairan itulah maka dilakukan
penentuan Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP-RI) di seluruh
Indonesia dari 9 WPP menjadi 11 WPP, yakni merupakan wilayah pengelolaan
perikanan untuk penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, konservasi, penelitian,
dan pengembangan perikanan yang meliputi perairan pedalamanan, perairan kepulauan,
laut teritorial, zona tambahan, dan zona ekonomi eksklusif Indonesia. WPP-RI
713 meliputi perairan Selat Makasar, Teluk Bone, Laut Flores, dan Laut Bali.
Mata Pencaharian
Karena secara garis besar Kabupaten Bone meliputi kebun dan sawah, maka pada
umumnya masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai petani, disamping itu
berkebun, dan sisnya da juga yang menjadi nelayan.
Pelabuhan
Transportasi alaut di Kabupaten Bone sebagian besar kapasitasnya merupakan
perhubungan laut antar pulau yang didukung oleh 5 dermaga yaitu : 1 dermaga
pelabuhan Bajoe pelabuhan Taneteriattang Timur untuk pelabuhan kapal, dan 4
pelabuhan perahu motor yaitu pelabuhan Pallime Cenrana, Pelabuhan Kading
Barebbo, Pelabuhan Ujung Pattiro Sibulue, dan Pelabuhan Uloe Dua Boccoe dan 3
pelabuhan perahu lainnya. Karakteristik pergerakan modal laut disemua
pelabuahan kebanyakan merupakan kapal barang antar pulau yang umumnya memuat
hasil bumi dan olahan dari dan ke Kabupaten Bone.
Komoditas Unggulan
Potensi bidang perikanan di kabupaten Bone memberikan peluang yang sangat besar
bagi investor, khususnya pada 11 kecamatan di sepanjang pesisir Teluk Bone.
Wilayah penangkapan ikan disekitar Teluk Bone mencapai 127 km panjang pantai
hingga puluhan mil ke tengah laut dengan produksi pada tahun 2001 sebesar
68.384,2 ton, perairan umum sebesar 859,5 ton, rawa/kolam/empang dan sungai
dengan areal seluas 1.824 Ha dengan produksi 12.407,1 ton.
Rumput Laut
Produksi dan budidaya Rumput Laut untuk jenis Cattoni, berada dalam areal
pesisir pantai yalah teringgi 5.765 ton/tahun dan terendah 1.250 ton.
Sedangkan untuk jenis Gracilaria dapat dicapai 18.243 ton/tahun dengan luas
areal budidaya 2.128 Ha Tambak.
Kepiting
Wilayah Kecamatan dengan penghasil kepiting di Kabupaten Bone, secara umum
berada pada wilayah Kecamatan pesisir pantai, yakni Kecamatan Cenrana,
Awangpone Barebbo, Cina, Tonra dan Kajuara. Jenis Kepiting yang menjadi andalan
ialah Kepiting Bakau, disamping terdapat jenis kepiting yang juga sudah menjadi
perhatian budidaya khusus untuk kebutuhan eksport yakni kepiting lunak (soka).
Jumlah produksi Kepiting rata-rata mencapai 1.520 ton/tahun.
Ikan Bandeng
Produksi ikan Bandeng di Kabupaten Bone rata-rata pertahun ialah sebanyak
46.754 ton/tahun dengan luas areal tambak 3.356 Ha.
Potensi perikanan diatas dapat dirinci menurut jenis produksi, antara lain:
- Udang : luas areal budidaya
4.089 Ha dengan jumlah produksi 4.318 ton
- Kepiting Bakau : luas areal
2.189 Ha dengan jumlah produksi 2.061 ton.
- Bandeng : luas areal 3.520 Ha
dengan jumlah produksi 4.964 ton.
- Rumput laut : luas areal 1.145
Ha dengan jumlah produksi 3.821,5 ton.
- Produksi perikanan
laut/perairan umum sebesar 73.763,5 ton ikan campuran yang sebahagian
besar ikan tuna.
Peluang investasi
- Pengembangan Udang Sitto, Udang
galah dan kepiting Bakau di Kecamatan Cenrana Tellusiattinge, Awangpone,
Tonra, Salomekko, Sibulue dan Kajuara.
- Budidaya rumput laut di
sepanjang pantai dan pesisir Teluk Bone.
- Pengolahan/Pengawetan ikan dan
biota perairan lainnya.
- Sarana penunjang (Pembenihan
ikan/udang dan TPI).
Kabupaten Bone merupakan salah satu
kabupaten di Sulawesi Selatan yang memiliki potensi perikanan yang cukup besar.
Potensi tersebut terdiri atas panjang pantai 130,45 km dengan produksi
perikanan laut sebesar 67.8661,6 ton, potensi tambak seluas 11.475,9 ha dengan
produksi sebesar 14.896,2 ton, potensi budidaya kolam seluas 1.818,5 ha dengan
produksi sebesar 81,1 ton dan potensi periaran umum 766 ha dengan produksi
sebesar 860,5 ton serta potensi Hutan Mangrove seluas 1.528, 40 ha. Selain itu
terdapat 19 sungai besar yang dikelola oleh PU Pengairan Kabupaten Bone. Aspek
sumberdaya alam yang mendukung potensi pengembangan perikanan laut lainnya yang
dimiliki Kabupaten Bone adalah wilayah Pantai Teluk Bone. Penangkapan ikan
Tuna/Cakalang di wilayah ini cukup potensial terutama pada puncak musim antara
Juli – September. Adapun potensi sumberdaya alam laut yang terdapat di perairan
Kabupaten Bone berdasarkan volume dan nilai produksinya sebagai berikut.
Tabel 1. Potensi Sumberdaya Alam
Laut Kanupaten Bone Tahun 2011/2012
B. Sektor Perikanan Kabupaten Bone
Sektor perikanan merupakan salah
satu sektor ekonomi potensial dan dapat memberikan peranan terhadap
perekonomian Kabupaten Bone. Laju pertumbuhan ekonomi sektor perikanan selama
periode 2007-2011 menunjukkan peningkatan positif, pada tahun 2007 sebesar
8,67% menjadi 9,44 % pada tahun 2011 menurut harga konstant. Namun demikian
potensi sumberdaya perikanan di Kabupaten Bone belum dimanfaatkan secara merata
dan optimal karena upaya pembangunan yang dilakukan pada sektor perikanan di
Kabupaten Bone memiliki keterbatasan dalam kualitas sumberdaya manusia,
lemahnya permodalan dan penguasaan teknologi, dukungan sarana dan prasarana
serta kebijakan pengembangan perikanan padahal sektor perikanan dapat memberikan
peranan yang berarti dalam pembangunan wilayah.
Tabel 2. Laju Pertumbuhan
Sekor Perikanan Kabupaten Bone Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2007-2011
Tahun
|
PDRB (Juta Rp)
|
Laju Pertumbuhan (%)
|
2007
|
66425,96
|
8,67
|
2008
|
72603,37
|
9,3
|
2009
|
79356,59
|
9,3
|
2010
|
80020,46
|
0,84
|
2011
|
87573,99
|
9,44
|
Sumber: Kantor Statistik Kabupaten
Bone Tahun 2011
C. Potensi Sumberdaya Perikanan
Kabupaten Bone
Kabupaten Bone memiliki potensi
sumberdaya perikanan yang cukup melimpah. Namun, potensi tersebut belum
dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat Kabupaten Bone. Kabupaten Bone
merupakan penghasil produksi perikanan yang ketiga yang tertinggi di Sulawesi
Selatan. Potensi sumberdaya perikanan diharapkan dapat meningkatkan perolehan
devisa, pendapatan wilayah dan peningkatan lapangan kerja di Kabupaten Bone.
Tabel 3. Potensi dan realisasi areal
sumberdaya perikanan di kabupaten Bone 2012
1. Budidaya Laut
Kegiatan budidaya ikan dilaut di
Kabupaten Bone merupakan kegiatan yang belum berkembang, dilain pihak
berdasarkan potensinya memungkinkan untuk dilakukan karena memiliki panjang
garis pantai 130,45 km yang tersebar pada 10 Kecamatan di Kabupaten Bone.
2. Budidaya Tambak
Potensi areal tambak di Kabupaten
Bone sekitar 11.475,9 ha dan telah dikelola sampai pada tahun 2011 seluas 9810
ha. Adapun peruntukan pengelolaan budidaya tambak terdiri atas : Budidaya Udang
3299 ha, Budidaya Kepiting 2250 ha, Rumput Laut 741 ha, Udang dan Bandeng 3520
ha.
3. Budidaya Perairan Umum
Potensi perairan umum Kabupaten Bone
seluas 76 ha, dimana pada umumnya belum dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya
perikanan. Pemanfaatan perairan umum tersebut masih mengarah kepada usaha
penangkapan ikan di bendungan, sungai, rawa, dan genangan air lainnya.
4. Budidaya Kolam
Potensi areal budidaya kolam di Kabupaten
Bone seluas 1818,5 ha dan telah dikelola seluas 156,4 ha yang pada umumnya di
manfaatkan untuk budidaya ikan Mas, ikan Mujair, dan ikan Lele yang tersebar
pada 10 Kecamatan di Kabupaten Bone.
5. Budidaya Ikan Sawah (Mina Padi)
Kegiatan budidaya ikan di sawah di
Kabupaten Bone merupakan kegiatan yang belum banyak dilakukan oleh masyarakat
petani ikan. Berdasarkan potensinya memiliki peluang pengembangannya karena
tersedia sawah beririgasi seluas 31.644 ha.
D. Perkembangan Produksi Perikanan
dan Kelautan
Tabel 4. Perkembangan Produksi
Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Bone Tahun 2007-2012
No.
|
Sumberdaya
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
1.
|
Penangkapan
|
|
|
|
|
|
|
|
a. Laut
|
47.136,00
|
52.652,20
|
66.344,70
|
66.396,30
|
66.407,20
|
67.361,60
|
|
b. Perairan Umum
|
596,3
|
606,8
|
836,2
|
858,2
|
859,2
|
860,5
|
2.
|
Budidaya
|
|
|
|
|
|
|
|
a. Tambak
|
12.690,30
|
14.420,20
|
17.350
|
13.932
|
14.480,20
|
14.896,20
|
|
b. Kolam
|
49,6
|
50,6
|
72,9
|
80,2
|
81,1
|
81,1
|
|
Jumlah
|
60.472,20
|
67.729,80
|
84.603,80
|
81.266,70
|
81.827,70
|
83.199,40
|
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Bone
Tabel 5. Volume dan Nilai Perikanan
Tahun 2012 Kabupaten Bone
E. Armada Perikanan dan Alat tangkap
Perikanan
Banyaknya produksi perikanan
terutama perikanan laut sangat tergantung pada armada dan alat tangkap ikan
yang digunakan. Jenis armada perikanan yang digunakan adalah perahu tanpa moor,
motor tempel, dan kapal motor. Khusus untuk perikanan laut, kapal motor
merupakan sarana yang paling baikn karena dapat menjangkau lebih jauh dari
pantai yang umumnya terdapat banyka ikan, sedangkan motor tempel apalagi perahu
tanpa motor kemampuannya sangat terbatas hanya beberapa mil dari pantai.
Tabel 6. Perkembangan Jumlah Armada
Perikanan di Kabupaten Bone Tahun 2007-2012
Tahun
|
Perahu
Tanpa Motor
|
Perahu
Motor Tempel
|
Kapal
Motor
|
Total
|
Kecil
|
Sedang
|
2007
|
542
|
241
|
280
|
1489
|
2438
|
2008
|
542
|
241
|
328
|
1492
|
2510
|
2009
|
542
|
241
|
360
|
1496
|
2538
|
2010
|
562
|
241
|
360
|
1470
|
2595
|
2011
|
565
|
247
|
305
|
1472
|
2569
|
2012
|
686
|
328
|
491
|
1480
|
2985
|
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Bone
Jumlah alat tangkap ikan di
Kabupaten Bone meningkat seperti halnya dengan produksi perikanan dan armada
penangkap ikan. Hal ini disebabkan karena sektor perikanan memberikan
kesempatan untuk bekerja, sehingga kegiatan mengarah ke sektor ini.
Tabel 7. Perkembangan alat tangkap
ikan di Kabupaten Bone Tahun 2007-2012
Jenis Alat Tangkap
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
1. Payang
|
381
|
381
|
381
|
384
|
384
|
389
|
2. Sero
|
497
|
497
|
498
|
501
|
501
|
504
|
3. Pukat Pantai
|
414
|
416
|
416
|
422
|
424
|
428
|
4. Purse Seine
|
74
|
74
|
80
|
82
|
82
|
86
|
5. Jaring Insang Tetap
|
850
|
852
|
852
|
857
|
857
|
861
|
6. Jaring Klitik
|
125
|
125
|
126
|
128
|
128
|
131
|
7. Bagan Apung
|
150
|
150
|
151
|
154
|
154
|
156
|
8. Pole and line
|
158
|
158
|
160
|
160
|
160
|
164
|
9. Rawai Tetap
|
228
|
240
|
252
|
262
|
262
|
265
|
10. Bubu
|
88
|
96
|
102
|
124
|
130
|
138
|
11. Jaring Lingkar
|
310
|
310
|
310
|
312
|
312
|
319
|
12. Pancing Tonda
|
2072
|
2064
|
2068
|
2068
|
2071
|
2071
|
13. Hold Line
|
301
|
301
|
301
|
301
|
305
|
305
|
14. Rawai Hanyut Lainnya
|
230
|
230
|
234
|
234
|
232
|
232
|
15. Bagan Tancap
|
191
|
191
|
191
|
191
|
192
|
239
|
16. Rumpon
|
332
|
336
|
336
|
336
|
337
|
337
|
17. Gillnet
|
72
|
72
|
76
|
76
|
80
|
80
|
Jumlah
|
6529
|
6549
|
6580
|
6631
|
6655
|
6743
|
F. Rumah Tangga Perikanan
Perkembangan RTP di Kabupaten Bone
selama 2007-2012 mengalami peningkatan ini diduga karena kegiatan perikanan di
Kabupaten Bone memberikan kesempatan bekerja dibidang perikanan dan memberi
harapan untuk mendapatkan keuntungan.
Tabel 8. Perkembangan Jumlah RTP di
Kabupaten Bone Tahun 2007-2012
Tahun
|
Laut
|
Perairan Umum
|
Kolam
|
Tambak
|
Jumlah
|
2007
|
2901
|
222
|
402
|
1704
|
5229
|
2008
|
3808
|
228
|
404
|
2168
|
6608
|
2009
|
3811
|
246
|
404
|
2168
|
6629
|
2010
|
3811
|
246
|
404
|
2451
|
6912
|
2011
|
3820
|
250
|
405
|
2452
|
6927
|
2012
|
3856
|
254
|
415
|
2455
|
6980
|
Jumlah
|
22007
|
1446
|
2434
|
13398
|
|
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Bone 2012
G. Pemasaran Hasil Perikanan
Secara umum pemasaran hasil
perikanan di Kabupaten Bone merupakan rantai yang panjang. Sebelum sampai ke
tangan konsumen terlebih dahulu melewati berbagai rantai tataniaga, keadaan ini
menyebabkan timbulnya perbedaan penerimaan yang besar antara pihak produsen
(nelayan) dengan pedagang. Rantai tataniaga ini juga mengurangi efisiensi dan
efektifitas pemasaran. Pemasaran hasil-hasil perikanan terutama produk ikan
basah mempunyai rantai tataniaga yang berbeda-beda, namun secara garis besar
rantai tataniaga tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar.
Sistem Tataniaga Ikan Basah (Dinas Kabupaten Bone)
Produksi perikanan Kabupaten Bone
selain dipasarkan secara lokal untuk konsumsi masyarakat, juga sebagian
dipasarkan keluar Kabupaten yang diperkirakan 50-60% dari total produksi atau
sekitar 51053,6 ton. Adapun komoditas perikanan yang dipasarkan keluar Kabupaen
Bone antara lain ikan Tuna, Cakalang, Udang Windu, Udang Putih, Kepiting,
Rajungan, Kepiting Bakau, Cumi-cumi, Ekor Kuning, ikan Karang, ikan Kakap, dan
Tenggiri.